Ya, harapan ternyata serupa candu yg tak pernah tuntas. Seperti tempat tujuan yg selalu ada di stasiun berikutnya.
"barangkali, besok masih ada harapan"
Barangkali? Ya, "barangkali". Harapan seperti kata-kata yg tak pernah memberi kepastian semacam itu. Selalu saja muncul pertanyaan. Kapan? Besok? Lusa? Minggu depan? Tahun depan? Kapan? Kapan? Hhh... Entahlah!
Tapi, di stasiun, semisterius apa pun ia berada, harapan tetaplah sebuah destinasi yg nyata. Ia ada. Dan siapa pun yg menempuh jalan kearahnya suatu saat akan sampai kepadanya.
Bukankah hanya harapan yg membuat orang-orang seperti kita mempunyai hari esok?
Harapan? Ya, "harapan". Bahkan, ketika kau terdesak dan tak punya apa pun, harapan adalah senjata rahasia yg di anugerahkan Tuhan pada semua manusia. Bukankah saat Muhammad dan para pengikutnya semakin terdesak di Makkah, harapan adalah tenaga yg mempertahankan iman mereka dan menuntun langkah mereka u/ berhijrah ke Madinah? Lalu terciptalah sebuah peradaban baru, terciptalah "harapan-harapan" berikutnya.
Harapan? Ya, "harapan". Bahkan mungkin hanya itu yg menahan jutaan orang miskin di Indonesia mengurungkan niatnya u/membeli satu jerigen minyak tanah atau membeli seutas tali u/ menghabisi dirinya sendiri. Ya, "harapan".
Bila hari ini kau kecewa, sedih, atau merasa tak berarti apa-apa, tenanglah! Tarik nafasmu. Barangkali, besok masih ada harapan. Bila tahun ini, mimpimu, citamu, keinginanmu belum tercapai, bila kau merasa masih tak pasti, tenanglah! Barangkali, besok masih ada harapan.
Bukankah hanya harapan yg mampu membuat kita berahan?
Tenanglah! Tarik nafasmu. Besok, masih ada harapan.
Ya, "HARAPAN".
0 komentar:
Posting Komentar